Kekasih Sepanjang Masa

 

Matahari mulai menampakkan sinarnya, seorang pemuda  tampan sedang berjalan mendorong gerobak yang bertuliskan "Bakso Kang Yuda".  Pemuda tersebut berjalan menuju gerbang dekat pasar, di sana adalah  tempat pemuda yang  bernama Yuda tersebut mengais rezekinya. Saat panci kuah bakso dibuka, bau semerbak aroma yang mengundang rasa lapar menyatu dengan udara sehingga membuat orang-orang yang lewat segera membeli baksonya.


"Kang, baksonya tiga ya. Sambalnya dipisah," seru seorang ibu sambil mengendong anaknya.


"Siap Bu," jawab Yuda sambil tersenyum girang karena ibu tersebut adalah pelanggan pertamanya hari ini. 


"Mah mau bakso," rengek balita perempuan kepada ibunya.


"Iya sebentar, itu baksonya masih dibungkus, kamu  yang sabar ya," ucap ibu tersebut menenangkan anaknya yang merengek karena ingin segera makan bakso.


Dagangan Yuda selalu laris terlebih karena memang rasanya yang nikmat dan penjualnya yang membuat jantung ingin loncat. Paras Yuda yang tampan membuatnya sering disayangkan jika hanya menjadi penjual bakso. Yuda sebenarnya ingin merantau untuk mengais pundi-pundi rupiah yang lebih banyak, tetapi karena dia mempunyai bapak yang sedang sakit membuatnya harus mengurungkan niatnya. 


"Yank, hari ini malam minggu kita jalan yuk," ajak seorang perempuan berpakaian seksi menghampiri Yuda.


"Gak bisa, Mawar. Aku nanti sore harus jualan lagi, bapak kondisinya semakin parah dan butuh banyak biaya," jelas Yuda kepada gadis  bernama mawar yang tak lain adalah kekasihnya.


"Kamu ini kerja terus, kerja juga gak kaya-kaya. Malu aku pacaran sama kamu, kalau kamu gak ganteng mana ada perempuan yang mau sama kamu!" maki mawar kemudian meninggalkan Yuda begitu saja.


Yuda hanya dapat bersabar menghadapi sikap Mawar yang kasar dan selalu meremehkan pekerjaannya, pasalnya mereka sudah menjalin cinta dari masa SMA. Dulu Mawar adalah gadis yang lemah lembut dan pengertian, namun sikapnya berubah sejak dia menjadi pemandu karaoke di diskotik setempat.


Mawar meninggalkan tempat jualan Yuda dengan perasaan geram dan segera berhenti di kafe yang baru buka beberapa hari lalu di kota B.


"Hai cantik, lagi apa?" tanya seorang pria yang kisaran berusia tiga puluh tahun tersebut.


"Apa sih ganggu aja," batin Mawar kemudian menatap pria tersebut dari ujung rambut sampai ujung kaki.


"Namaku Rangga," ucap Pria bernama Rangga tersebut sambil mengulurkan tangannya kepada Mawar.


"Lumayan juga nih cowok," batin Mawar menerima uluran tangan Rangga.


"Aku pemilik kafe ini loh, sebagai tanda perkenalan aku traktir kamu makan hari ini," ucap Rangga kemudian duduk satu meja dengan mawar.


Setelah pertemuan tersebut, Rangga dan Mawar semakin dekat bahkan mereka secara terang-terangan datang ke tempat jualan Yuda.


"Yud, sepertinya hubungan kita sampai di sini saja.  Aku lebih cocok sama Rangga, dia punya kafe dengan penghasilan jauh lebih tinggi dari kamu. Cewek cantik kayak aku juga harus realistis butuh perawatan, dan kamu pasti gak mampu kasih itu," ejek Mawar kepada Yuda.


"Yank, kamu tega meninggalkanku begitu saja hanya karena masalah aku belum sesukses Rangga?!" bentak Yuda kecewa.


"Kalau menunggu kamu sukses itu kapan?! mungkin sampai kiamat juga kamu gak bakal sukses kalau cuma jualan bakso," tegas mawar yang  sudah bulat dengan keputusannya.


" Sorry ya Bro, cewek lo gue ambil. Ini sudah takdir, makanya jadi laki-laki itu selain tampan juga harus mapan," sindir Rangga kemudian berjalan menaiki mobilnya bersama mawar.


Setelah kepergian dua sejoli kurang ajar itu, Yuda terus meratapi nasibnya, apakah masih ada perempuan  yang dapat menerima dirinya dengan apa adanya ?


"Yud !!!  bengong aja nanti disabet setan loh," ejek Bapak-Bapak berpeci dan berpenampilan rapi.


"Kalau ada masalah cerita saja siapa tahu bapak bisa membantu. Oh ya, Bapak beli baksonya lima bungkus ya," lanjut Bapak-Bapak yang bernama  Mansur tersebut  duduk di kursi yang sudah disediakan untuk pelanggan bakso yang biasanya ingin makan di tempat.


Pak Mansur adalah pelanggan tetap bakso yang dijual Yuda. Pekerjaan beliau  sebagai dosen di salah satu universitas di kota B membuat Pak Mansur sering menjadi tempat meminta saran orang-orang di sekitarnya, sosoknya yang bijak dengan penjelasan-penjelasan  logis  membuat Yuda tak sungkan untuk menceritakan masalahnya kepada Pak Mansur.


"Saya putus dengan Mawar , karena saya hanya seorang penjual bakso. Dia sudah mendapatkan laki-laki yang lebih kaya dari saya," jelas Yuda sambil tertunduk lesu.


"Mawar yang kerja di diskotik itu?" tanya Pak Mansur memastikan.


"Iya Pak, Mawar yang mana lagi kan pacar saya cuma itu." 


"Bagus deh kalau kamu putus sama Mawar, mending  sama Laila aja," ucap Pak Mansur yang mendapat rengekan dari  gadis di sampingnya.


"Iih ... apa sih Pakde," rengek gadis  yang bernama Laila tersebut sambil menarik-narik baju Pak Mansur.


"Heh lepaskan nanti baju Pakde sobek, dimarahi Budhemu nanti," tegas Pak Mansur menghentikan tingkah kekanak-kanakan keponakannya itu.


Yuda yang terlalu fokus akan masalahnya juga tidak menyadari bahwa Pak Mansur datang bukan bersama istrinya melainkan bersama keponakannya.


"Ah tidak Pak, mana mungkin Dek Laila mau sama saya, saya ini hanya tukang bakso yang jualan dari pagi sampai siang, sore sampai malam juga belum kaya-kaya," ucap Yuda insecure.



"Begini loh Yud, semua pekerjaan itu sepesial dan saling melengkapi. Tidak ada pekerjaan yang kecil atau hina, tidak peduli pekerjaan itu berseragam atau tidak. Terkadang sang pencipta menjauhkan hal yang paling kita senangi, paling kita inginkan bukan karena kita tidak pantas untuk mendapat hal tersebut. Tapi karena sang pencipta tahu hal yang lebih baik untuk kita, porsi yang pas dan tidak memberatkan. Terkadang dari hal yang menurut kita baik justru ada keburukan di dalamnya."


"Tapi Mawar itu gadis yang cantik Pak, banyak yang suka padanya. Dan bagiku sebuah kebanggaan jika bisa berpacaran dengannya," jelas Yuda masih merasa sedih atas kejadian putusnya dengan Mawar.


"Mas, jika saya boleh menambahkan. Zaman sekarang perempuan cantik itu banyak, kulit yang awalnya hitam bisa diputihkan, gigi yang awalnya kurang rapi bisa dirapikan. Badan yang awalnya gendut bisa langsing, tapi attitude akan sulit dirubah. Terlebih lagi perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak, jika ibunya baik kemungkinan besar ilmu dan kepribadiannya bisa diturunkan kepada anaknya. Walaupun semua itu tergantung didikan, lingkungan dan upaya orang tersebut," jelas Laila menanggapi penjelasan  Pak Mansur.


"Coba kamu bayangkan, ini hanya sekedar contoh saja ya, Bapak tidak bermaksud mendoakan yang buruk untuk kamu. Sekarang saja saat Bapak kamu masih sakit-sakitan dan kamu masih mempunyai penghasilan yang boleh dibilang cukup untuk kehidupan kalian, dia saja sudah  menuntut lebih. Nanti kalau kamu jadi nikah  dengan dia dan diberi ujian ekonomi apa kamu tidak lebih hancur saat dia meninggalkanmu?" tanya Pak Mansur mencoba menjabarkan hikmah dari peristiwa yang Yuda alami.


"Benar juga sih Pak, saya juga ingin mempunyai kekasih yang dapat menjadi pasangan sepanjang masa, yang dapat mendukung saya di masa suka maupun duka," ucap Yuda yang sudah mulai ikhlas dengan nasibnya.


"Coba  kamu bayangkan, kalau kamu mempunyai pasangan yang menerimamu apa adanya, sudah tahu keadaanmu di saat kamu masih merintis. Dia akan percaya dan akan selalu mendukungmu. Karena tahu  bahwa terkadang kesedihan, kesusahan itu karena sikap diri sendiri yang kurang bersyukur dan tidak memahami hikmah yang telah digariskan sang pencipta," sambung Pak Mansur menepuk pundak Yuda.


"Terima kasih Pak, Bapak sudah mensupport saya. Ini bakso pesanan Bapak," ucap Yuda memberikan kresek putih berisi bakso kepada Pak Mansur.


"Begini Yuda, Bapak akan memberi kamu pinjaman modal usaha, nanti biar Laila bantu untuk mengurusnya. Sebagai latihan  juga untuk Laila  belajar berwirausaha. Kamu jangan pikirkan lagi  Mawar berduri yang sudah meninggalkanmu. Buktikan kepada dia bahwa kamu akan menjadi orang sukses tanpa kehadirannya."


****


Setelah Pertemuan mereka di pasar,  Laila dan Yuda semakin dekat dan kompak menjalankan usaha baksonya. Kini Bapak Yuda juga semakin pulih dari sakitnya, Laila dan Yuda mendirikan  rumah makan bakso dengan mana "Yula Bakso" singkatan dari nama Yuda dan Laila.


Di Yula bakso tiba-tiba terdapat sejoli  yang tak lain tak bukan adalah Mawar dan Rangga yang  datang untuk pamer berkedok  makan di sana.


"Oh jadi ini rumah makan bakso mantanku yang dulunya cuma jualan di pasar, lumayan juga," cibir Mawar mengamati  isi dari seluruh rumah makan tersebut.


"Mbk jangan buat masalah di sini ya!" ucap Laila memperingatkan Mawar karena  mengetahui jika perempuan yang berada  di depannya adalah mantan Yuda.


Setelah memesan bakso, tiba-tiba ada seorang perempuan datang menjambak rambut mawar sambil  berteriak-teriak menyebutnya pelakor.


"Dasar pelakor!!! apa enggak ada laki-laki lain lagi di dunia ini sampai kamu jadi selingkuhan suamiku?!" teriak perempuan tersebut mempererat cengkeraman tangannya kepada Mawar.


Aksi tersebut menjadi pusat perhatian pengunjung rumah makan sehingga tidak jarang pengunjung di sana menyiarkan kejadian tersebut  secara langsung melalui sosial media masing-masing. Tubuh mawar dipenuhi dengan bekas cakaran dan beberapa rambutnya rontok karena tarikan yang kuat tersebut.


"Sudah Sayang, ayo kita  dibicarakan ini  di rumah. Yuk kita pulang. Malu dilihat banyak orang," ucap Rangga menarik tangan istrinya berjalan ke luar rumah makan.


***


Mawar tak menyangka jika Rangga ternyata sudah beristri dan segala  fasilitas yang ia miliki  adalah milik istrinya. Setelah kejadian itu bukannya membuat Mawar menyesali perbuatannya, ia justru semakin gencar mendekati Yuda untuk mengajaknya balikan, terlebih lagi Yuda sekarang sudah cukup sukses karena memiliki rumah makan.


"Mau apa lagi sih Mbk ke sini ?! apa Mbk tidak tahu malu karena sudah membuat keributan kemarin?" sindir Laila secara terang-terangan.


"Itu bukan urusan kamu ya, kamu itu hanya orang baru yang dimanfaatkan oleh Yuda untuk membangun bisnisnya. Kamu tidak ada apa-apanya di hati Yuda, karena dihatinya hanya ada aku seorang," jelas Mawar menggebu-gebu.


Yuda yang mendengar keributan di rumah makannya segera melerai mereka berdua dengan berdiri di antara kedua gadis tersebut.


"Stop kalian! apa sih yang kalian perebutkan di sini?!" tegas Yuda yang mulai muak dengan keributan yang mereka ciptakan.


"Kamu!" jawab mereka kompak.


"Sayang, kamu mau kan balikan lagi sama aku?" tanya Mawar mencoba merayu Yuda.



"Ciuh! setelah apa yang kamu perbuat. Kamu masih bertanya aku mau tidak balikan sama kamu?! Laila yang sudah menemani proses perjuanganku selama ini, kita sudah menjalankan bisnis bersama dan tentunya kita juga akan menjalankan bahtera rumah tangga bersama. Jadi aku harap kamu tidak akan muncul lagi di hadapanku." tegas Yuda sehingga membuat Mawar tertunduk malu meninggalkan rumah makan tersebut.


Mawar menyesal telah menyia-nyiakan laki-laki baik seperti Yuda. Dan sekarang dia harus menanggung karma atas perbuatannya, menjadi perempuan yang mempunyai image sebagai pelakor dan sebagai bullyan di sosial media maupun dunia nyata.


TAMAT 


Kalian pernah berada di posisi Yuda tidak friends? diremehkan saat belum mencapai kesuksesan.


Jika ada typo kritik dan saran boleh tandai dan tuangkan di kolom komentar.


Untuk memantau perkembangan dari ceritaku lainnya kalian bisa follow sosial mediaku tik tok dan instagram @faezyasharletta






    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Untuk Guru Kehidupan

Halalkan Atau Tinggalkan

Konsep Rezeki